Mau Mulai Investasi Reksa Dana?

Mau Mulai Investasi Reksa Dana? Persiapkan Dulu 4 Hal Ini

Mau Mulai Investasi Reksa Dana? Persiapkan Dulu 4 Hal Ini
Mau Mulai Investasi Reksa Dana?

JAKARTA - Investasi reksa dana di Indonesia terus menunjukkan kemajuan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir.  Apa yang perlu dipersiapkan?

Terutama dalam dekade terakhir, reksa dana telah mengalami perkembangan yang pesat, yang tercermin dalam angka Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang terus meningkat, sebagaimana yang dilaporkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Peningkatan NAB ini mencerminkan semakin tingginya minat masyarakat terhadap investasi reksa dana, yang menawarkan peluang investasi dengan tingkat risiko yang terdiversifikasi. 

Sebelum memulai investasi ini, penting untuk memahami pengertian serta cara kerja reksa dana agar dapat mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan tujuan keuangan pribadi.

Apa Itu Reksa Dana?

Secara garis besar, reksa dana adalah sarana yang digunakan oleh masyarakat untuk menanamkan modal pada berbagai instrumen pasar keuangan. 

Adapun regulasi terkait reksa dana diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995.

Investasi melalui reksa dana juga terjamin keamanannya, karena produk ini telah terdaftar dan diawasi oleh pemerintah, menjadikannya sebagai pilihan investasi yang resmi.

Cara Kerja Reksa Dana

Salah satu keunggulan utama reksa dana adalah adanya proses verifikasi investasi. 

Dalam sistem ini, dana yang diinvestasikan dibagi ke dalam berbagai instrumen, bukan hanya terfokus pada satu perusahaan, tetapi tersebar pada beberapa perusahaan.

Dengan mekanisme diversifikasi seperti ini, jika nilai saham di perusahaan A mengalami penurunan, tidak otomatis dana yang diinvestasikan di instrumen tersebut akan turun. 

Investasi tetap aman karena dana masih ditempatkan pada instrumen atau perusahaan lain yang dikelola oleh manajer investasi.

Selain menawarkan potensi keuntungan yang relatif tinggi, reksa dana juga mudah diakses oleh berbagai kalangan. 

Namun, mengingat ruang lingkupnya yang sangat luas, penting untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang reksa dana. 

Informasi yang cukup tentang instrumen ini sangat diperlukan untuk memaksimalkan potensi keuntungan yang bisa didapatkan.

Mengenal berbagai hal terkait reksa dana mulai dari alur, kelebihan, hingga estimasi keuntungan dan jangka waktu merupakan langkah penting agar investasi reksadana dapat berkembang dengan optimal.

Jenis-Jenis Produk Reksa Dana

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi di reksa dana, sangat penting untuk memahami berbagai jenis produk reksa dana yang tersedia. 

Dalam memulai investasi reksadana, Anda perlu mengetahui pilihan-pilihan produk dan memilih yang paling sesuai dengan tujuan keuangan Anda. Berikut ini rinciannya.

1. Reksa Dana Pasar Uang

Reksa dana pasar uang adalah jenis investasi yang seluruh dananya dialokasikan pada instrumen pasar uang, seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, dan obligasi dengan jangka waktu kurang dari satu tahun. 

Jenis reksa dana ini dikenal karena memiliki risiko yang sangat rendah, menjadikannya pilihan yang aman bagi investor yang ingin meminimalkan potensi kerugian.

Keuntungan dari reksa dana pasar uang antara lain:

-Tanpa biaya pembelian dan penjualan: Tidak ada biaya yang dikenakan saat membeli atau menjual produk ini.

-Risiko rendah: Risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya, menjadikannya pilihan yang aman untuk investasi jangka pendek.

-Potensi pengembalian lebih tinggi daripada tabungan: Keuntungan yang didapatkan lebih besar dibandingkan dengan rekening tabungan biasa.

-Cocok untuk investasi jangka pendek: Reksa dana pasar uang stabil dan tidak terlalu fluktuatif, cocok bagi Anda yang ingin berinvestasi dengan horizon waktu kurang dari satu tahun.

Beberapa keunggulan lain dari reksa dana pasar uang:

-Keuntungan tinggi: Reksa dana pasar uang dapat memberikan keuntungan rata-rata hingga 20% per tahun.

-Investasi minimal: Anda bisa mulai berinvestasi dengan modal awal hanya Rp 100.000.

-Fleksibilitas penarikan dana: Dana yang diinvestasikan dapat ditarik kapan saja tanpa denda, cocok untuk keperluan mendesak.

Jangka waktu fleksibel: Anda dapat memilih periode investasi yang fleksibel, mulai dari 1 hari hingga 10 hari, dengan tingkat pengembalian yang konsisten.

Namun, ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan:

-Risiko perputaran uang: Meskipun risikonya relatif kecil, perputaran uang di pasar uang yang tidak pasti tetap dapat menyebabkan kerugian, meskipun telah dibatasi pada 10% per instrumen.

-Fluktuasi nilai return: Nilai imbal hasil reksa dana pasar uang tidak dapat dipastikan karena sangat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga pasar, yang bisa menyebabkan fluktuasi keuntungan atau kerugian.

2. Reksa Dana Pendapatan Tetap

Reksa dana pendapatan tetap, atau yang sering disebut dengan fixed income fund, adalah jenis reksa dana yang alokasi investasinya sebagian besar, sekitar 80%, ditempatkan pada instrumen obligasi atau sukuk berbasis utang. 

Jenis reksa dana ini dirancang untuk memberikan tingkat pengembalian yang menarik dengan fokus pada stabilitas modal.

Beberapa keunggulan yang bisa Anda nikmati jika memilih reksa dana pendapatan tetap antara lain:

-Likuiditas dan fleksibilitas pencairan: Dana yang diinvestasikan dalam reksa dana pendapatan tetap dapat dijual kembali dengan harga sesuai nilai aktiva bersih (NAB) pada hari yang sama saat pembelian, memberikan kemudahan akses terhadap dana Anda.

-Diversifikasi pengelolaan dana: Dana yang Anda investasikan akan disalurkan ke berbagai jenis instrumen, seperti obligasi dan sukuk, yang membantu mengurangi risiko yang ditanggung.

-Reksa dana pendapatan tetap memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan reksa dana campuran atau saham. 

Meskipun return yang diberikan lebih kecil dibandingkan dengan reksa dana saham dan campuran, jenis reksa dana ini tetap menawarkan keuntungan yang stabil dengan risiko yang minim. 

Produk ini sangat cocok untuk Anda yang berencana untuk berinvestasi jangka panjang, dengan periode 1 hingga 3 tahun.

3. Reksa Dana Terproteksi

Reksa dana terproteksi adalah jenis investasi yang memberikan perlindungan penuh terhadap pokok dana yang diinvestasikan hingga jatuh tempo. 

Produk ini menawarkan jaminan bahwa nilai investasi Anda akan kembali 100% pada akhir periode yang ditentukan. 

Meskipun demikian, Anda tetap dapat mencairkan dana sebelum jatuh tempo tanpa kehilangan jaminan pokok, berkat adanya proteksi tersebut. 

Namun, berbeda dengan jenis reksa dana lainnya, produk ini memiliki masa penawaran terbatas, yang berarti Anda hanya bisa membelinya pada waktu tertentu saja. 

Keunggulan utama dari reksa dana terproteksi adalah imbal hasil yang relatif terukur dalam jangka waktu investasi yang sudah ditentukan.

4. Reksa Dana Saham

Reksa dana saham dikenal sebagai jenis reksa dana dengan potensi keuntungan tertinggi, tetapi juga disertai dengan risiko terbesar. 

Sebagian besar dana yang diinvestasikan, minimal 80%, dialokasikan pada instrumen saham. 

Salah satu keunggulan utama dari reksa dana saham adalah imbal hasilnya yang bisa sangat tinggi, menjadikannya pilihan utama bagi investor yang mencari pertumbuhan modal agresif. 

Meskipun memiliki potensi keuntungan yang besar, risiko yang ditanggung pun cukup signifikan, karena nilai saham bisa berfluktuasi tajam. 

Oleh karena itu, produk reksa dana saham cocok untuk investasi jangka panjang, biasanya lebih dari 5 tahun, dan untuk investor dengan profil risiko agresif yang siap menghadapi volatilitas pasar.

5. Reksa Dana Indeks (RDI)

Reksa dana indeks adalah jenis investasi yang bertujuan untuk mengikuti kinerja suatu indeks acuan, seperti indeks saham atau indeks obligasi. 

Pada produk ini, minimal 80% dana dialokasikan pada instrumen yang terdapat dalam indeks tersebut. 

Reksa dana indeks mirip dengan reksa dana terbuka, yang memungkinkan pembelian dan penjualan sewaktu-waktu selama hari bursa. 

Jenis reksa dana ini cocok bagi Anda yang menginginkan transparansi investasi, karena kinerja reksa dana ini akan mengikuti pergerakan indeks yang dijadikan acuan.

6. Reksa Dana Campuran

Reksa dana campuran adalah jenis investasi yang mengkombinasikan beberapa instrumen investasi, seperti pasar uang, obligasi, dan saham. 

Dengan adanya alokasi dana yang fleksibel di berbagai instrumen ini, reksa dana campuran menawarkan diversifikasi yang lebih baik, dan pengelolaan dana yang lebih optimal oleh manajer investasi. 

Meskipun memiliki risiko lebih rendah dibandingkan reksa dana saham, produk ini tidak bisa memberikan return setinggi reksa dana saham. 

Reksa dana campuran cocok untuk investasi jangka menengah hingga panjang, dengan waktu investasi sekitar 3—5 tahun.

Keunggulan dari reksa dana campuran adalah return yang lebih tinggi daripada reksa dana pendapatan tetap, dengan potensi keuntungan mencapai 15% per tahun. 

Selain itu, tingkat risiko lebih rendah karena dana tidak hanya diinvestasikan di saham, tetapi juga di pasar uang dan obligasi, membuatnya lebih aman. 

Namun, Anda juga perlu memperhatikan kerugian yang mungkin terjadi, seperti perubahan nilai pasar yang bisa memengaruhi nilai reksa dana akibat fluktuasi saham. 

Selain itu, meskipun dikelola oleh manajer investasi yang berlisensi, produk ini tidak memiliki jaminan pemerintah sehingga Anda menanggung risiko kerugian yang mungkin timbul.

Hal yang Perlu Dipersiapkan sebelum Investasi Reksa Dana

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum mulai melakukan investasi reksa dana.

1. Modal

Modal merupakan salah satu syarat utama dalam melakukan investasi reksadana. Sebagai upaya untuk meningkatkan nilai dari modal yang ditanamkan, investasi memungkinkan dana yang dimiliki untuk berkembang. 

Menariknya, investasi reksadana tidak memerlukan modal yang besar. Di beberapa platform, Anda bahkan dapat memulai dengan modal yang relatif kecil, sekitar Rp100.000. 

Tentu saja, semakin besar modal yang Anda investasikan, semakin besar pula potensi keuntungan yang bisa diperoleh. 

Meskipun demikian, bagi pemula, menggunakan modal kecil bisa menjadi cara yang baik untuk belajar dan menyesuaikan diri dengan dunia investasi reksadana.

2. Tujuan

Sebelum memulai investasi, sangat penting bagi calon investor untuk menentukan tujuan yang jelas. Investasi pada dasarnya bertujuan untuk mencapai sasaran keuangan tertentu. 

Dalam hal investasi reksadana, mengetahui tujuan investasi akan membantu dalam memilih jenis reksa dana yang tepat. 

Sebagai contoh, jika tujuan Anda adalah untuk menabung dana liburan dalam waktu setahun, maka reksa dana pasar uang adalah pilihan yang tepat. 

Sementara itu, jika tujuannya adalah investasi jangka menengah (3—5 tahun), reksa dana campuran bisa menjadi pilihan yang lebih sesuai.

3. Aplikasi

Pada masa lalu, investasi reksadana dilakukan dengan cara mendatangi agen penjual reksa dana di gerai perusahaan aset manajemen atau kantor cabang bank. 

Investor kemudian bertemu dengan staf untuk melakukan transaksi secara langsung. Namun, cara tersebut mulai ditinggalkan sejak 7—10 tahun yang lalu.

Dengan perkembangan teknologi saat ini, investasi reksa dana dapat dilakukan tanpa harus keluar rumah. 

Banyak platform berbasis aplikasi yang memungkinkan investor melakukan transaksi reksa dana melalui smartphone. 

Aplikasi-aplikasi ini juga mempermudah proses pendaftaran Single Investor Identification (SID) serta pemilihan produk reksa dana yang ingin dibeli, memberikan kemudahan lebih bagi para investor.

4. Profil Risiko

Mengenal profil risiko diri sendiri sangat penting sebelum memulai investasi reksa dana. Sebagai produk pasar modal, reksa dana menawarkan berbagai risiko yang tidak bisa dihindari. 

Keuntungan dan risiko adalah dua hal yang selalu berjalan beriringan dalam investasi. Oleh karena itu, calon investor perlu memahami bahwa setiap jenis reksa dana memiliki tingkat risiko yang berbeda.

Misalnya, reksa dana pasar uang cenderung memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan reksa dana saham. 

Di sisi lain, reksa dana saham memiliki pergerakan harga unit (NAB per Unit Penyertaan) yang sangat dipengaruhi oleh dinamika pasar saham. 

Hal ini berarti harga unit dapat naik dengan potensi keuntungan besar, tetapi juga bisa turun yang menyebabkan kerugian.

Banyak aplikasi marketplace reksa dana mengharuskan calon investor untuk mengisi beberapa pertanyaan untuk mengetahui profil risiko mereka. 

Berdasarkan jawaban tersebut, profil risiko akan dikategorikan sebagai konservatif, moderat, atau agresif. 

Pemahaman ini akan membantu menentukan jenis reksa dana yang sesuai, misalnya, investor konservatif akan lebih cocok memilih reksa dana pasar uang daripada reksa dana saham.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index