JAKARTA - Wajah yang sering tampak merah tanpa sebab kerap dianggap sebagai reaksi kulit sensitif atau jerawat biasa. Namun, jika kemerahan tersebut berlangsung lama, mudah kambuh, dan disertai rasa panas atau perih, kondisi tersebut bisa menjadi tanda rosacea.
Penyakit kulit kronis ini sering kali muncul perlahan sehingga tidak langsung disadari, padahal penanganan sejak dini sangat penting untuk mencegah gejala semakin berat.
Rosacea merupakan kondisi peradangan kulit jangka panjang yang terutama menyerang area tengah wajah. Meski tidak mengancam jiwa, rosacea dapat berdampak besar pada kenyamanan dan rasa percaya diri penderitanya. Oleh karena itu, memahami gejala, pemicu, serta cara perawatannya menjadi langkah penting agar kondisi kulit tetap terkontrol.
Rosacea dan Dampaknya pada Kulit Wajah
Rosacea adalah kondisi kulit kronis yang membuat wajah tampak merah dan mudah iritasi, terutama di area pipi, hidung, dagu, dan dahi.
“Rosacea adalah kondisi peradangan kulit jangka panjang yang membuat wajah tampak kemerahan, terutama di area pipi, hidung, dagu, dan dahi,” kata dokter spesialis dermatologi dan venereologi Adelia Wulandari.
Pada beberapa kasus, pembuluh darah kecil di permukaan kulit terlihat semakin jelas. Selain itu, dapat muncul benjolan kecil menyerupai jerawat yang disertai sensasi panas, perih, atau terbakar. Kondisi ini sering membuat wajah tampak memerah meskipun tidak sedang kepanasan atau merasa malu.
Rosacea kerap disalahartikan sebagai jerawat atau kulit sensitif biasa karena gejalanya yang mirip. Padahal, rosacea memiliki karakteristik khas, terutama kemerahan yang menetap dan mudah kambuh. Kondisi ini paling sering dialami oleh orang dewasa berusia 30 hingga 50 tahun, terutama mereka yang memiliki warna kulit terang.
Gejala Rosacea yang Perlu Diwaspadai
Gejala rosacea dapat muncul secara bertahap dan semakin jelas seiring waktu. Menurut Adelia, terdapat beberapa tanda umum yang sering dialami pengidap rosacea, antara lain:
1. Kemerahan permanen
Kulit wajah tampak merah terus-menerus dan tidak menghilang meski tidak terpapar sinar matahari, panas, atau aktivitas berat. Kemerahan ini biasanya terkonsentrasi di area tengah wajah.
2. Pembuluh darah terlihat jelas
Garis-garis kecil berwarna merah kebiruan akibat pelebaran kapiler sering tampak di permukaan kulit, terutama di area hidung dan pipi. Kondisi ini membuat tekstur kulit terlihat tidak merata.
3. Sensasi panas dan perih
Kulit sering terasa seperti terbakar, gatal, atau perih, terutama saat terkena produk perawatan tertentu, alkohol, atau perubahan cuaca ekstrem. Sensitivitas kulit meningkat secara signifikan.
4. Rosacea okular
Pada sebagian orang, rosacea juga menyerang area mata. Gejalanya meliputi mata merah, kering, terasa berpasir, serta pembengkakan pada kelopak mata.
Rosacea bersifat kambuhan. Gejalanya dapat hilang-timbul tergantung kondisi kulit, paparan lingkungan, serta tingkat kelembapan. Jika tidak ditangani dengan tepat, kemerahan dapat menjadi permanen dan peradangan semakin berat.
“Oleh karena itu, diperlukan pengobatan, perawatan yang baik dan juga tepat dalam menjaga kelembapan dan kondisi kulit sepanjang waktu,” jelas Adelia.
Faktor Pemicu dan Penyebab Rosacea
Hingga kini, penyebab pasti rosacea belum sepenuhnya diketahui. Namun, para ahli menduga kondisi ini dipengaruhi oleh faktor genetik serta reaksi sistem imun yang berlebihan terhadap rangsangan tertentu. Artinya, seseorang dengan riwayat keluarga rosacea atau kulit sensitif memiliki risiko lebih tinggi.
Selain itu, terdapat beberapa faktor pemicu yang dapat memperburuk gejala rosacea, di antaranya:
1. Paparan sinar matahari berlebihan
Sinar ultraviolet dapat merusak lapisan pelindung kulit dan melebarkan pembuluh darah, sehingga memicu kemerahan dan iritasi.
2. Perubahan suhu ekstrem
Cuaca yang terlalu panas, dingin, atau berangin dapat menyebabkan pembuluh darah bereaksi cepat. Bahkan perpindahan dari ruangan ber-AC ke luar ruangan panas bisa memicu flare-up.
3. Konsumsi makanan pedas dan alkohol
Kandungan capsaicin dalam makanan pedas serta alkohol dapat meningkatkan aliran darah ke wajah, membuat kulit terasa panas dan memerah.
4. Stres emosional
Saat stres, tubuh melepaskan hormon kortisol yang dapat memperburuk peradangan kulit dan mempercepat munculnya gejala rosacea.
5. Penggunaan produk skincare yang tidak cocok
Produk dengan kandungan alkohol, pewangi, atau bahan aktif keras seperti retinol serta AHA/BHA dapat mengiritasi kulit sensitif pengidap rosacea.
Cara Merawat Kulit agar Rosacea Terkontrol
Perawatan rosacea bertujuan untuk menenangkan kulit, mencegah peradangan, serta menghindari faktor pemicu. Karena kulit pengidap rosacea cenderung sangat sensitif, perawatan harus dilakukan secara lembut dan konsisten.
Beberapa langkah yang dianjurkan antara lain:
1. Menggunakan pembersih wajah yang lembut
Pilih sabun khusus kulit sensitif dengan formula ringan, tanpa alkohol dan pewangi, agar tidak merusak lapisan pelindung kulit.
2. Menghindari menggosok wajah terlalu keras
Gesekan berlebihan dapat memperparah kemerahan. Keringkan wajah dengan menepuk perlahan menggunakan handuk lembut.
3. Melindungi kulit dari sinar UV
Gunakan tabir surya dengan SPF minimal 30 setiap hari. Pilih sunscreen berbahan zinc oxide atau titanium dioxide yang lebih aman untuk kulit sensitif.
4. Mengenali dan menghindari pemicu pribadi
Catat makanan, aktivitas, atau kondisi yang memicu kemerahan agar flare-up dapat dikendalikan.
5. Berkonsultasi dengan dokter kulit
Dokter dapat memberikan krim topikal, antibiotik, atau perawatan laser sesuai tingkat keparahan rosacea.
Meskipun rosacea belum dapat disembuhkan sepenuhnya, kondisinya dapat dikendalikan dengan perawatan yang tepat dan konsisten. “Kuncinya ada pada mengenali pemicu, menjaga pola hidup sehat, serta melindungi kulit dari paparan sinar matahari dan suhu ekstrem agar kemerahan tidak mudah kambuh,” tutup Adelia.