BRIN

BRIN Buka CPNS Peneliti Tiap Tahun Ratusan Kursi Kosong

BRIN Buka CPNS Peneliti Tiap Tahun Ratusan Kursi Kosong
BRIN Buka CPNS Peneliti Tiap Tahun Ratusan Kursi Kosong

JAKARTA - Minat generasi muda Indonesia untuk terjun ke dunia riset menunjukkan tren yang semakin positif. Di tengah tantangan regenerasi peneliti nasional, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melihat adanya peningkatan partisipasi anak muda dalam berbagai program riset dan inovasi. 

Namun, di balik kenaikan minat tersebut, masih terdapat tantangan tersendiri, terutama dalam pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia peneliti melalui jalur aparatur sipil negara.

Kondisi ini terungkap dalam acara Penganugerahan RIIM Award 2025 yang digelar di Gedung B.J. Habibie, Jakarta Pusat,18 Desember 2025. Dalam kesempatan tersebut, Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN, Agus Haryono, memaparkan perkembangan terbaru terkait rekrutmen peneliti, termasuk fakta bahwa ratusan kursi CPNS peneliti masih belum terisi meskipun kuota yang dibuka cukup besar setiap tahunnya.

Minat Anak Muda pada Dunia Riset Terus Meningkat

Agus Haryono menjelaskan bahwa peningkatan minat anak muda terhadap dunia riset terlihat dari partisipasi mahasiswa dalam berbagai program yang dijalankan BRIN. Program-program tersebut antara lain Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) serta program yang difasilitasi oleh Direktorat Pengembangan Kompetensi.

“Kalau dari jumlah mahasiswa yang kami rekrut melalui program-program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka), kemudian program DPK (Direktorat Pengembangan Kompetensi) ini, tahun demi tahun meningkat,” kata Agus.

Peningkatan ini dinilai sebagai sinyal positif bagi ekosistem riset nasional. BRIN melihat antusiasme mahasiswa sebagai modal penting untuk membangun budaya riset sejak dini, sekaligus menyiapkan generasi peneliti masa depan yang mampu berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi di Indonesia.

Kuota CPNS Peneliti Masih Banyak Tersisa

Di sisi lain, BRIN masih menghadapi tantangan dalam pengisian formasi peneliti melalui jalur CPNS. Agus mengungkapkan bahwa setiap tahun BRIN membuka sebanyak 500 lowongan CPNS peneliti. Namun, jumlah pelamar yang berhasil masuk masih jauh dari kuota yang tersedia.

“Meskipun jumlah CPNS yang masuk ke BRIN, dari setiap tahun kita membuka 500 lowongan. Itu yang masuk itu hanya 200 (orang). Jadi kita masih punya slot lebih agar masyarakat mau menjadi peneliti sekarang,” imbuhnya.

Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun minat terhadap riset meningkat, tidak semua calon peneliti memenuhi persyaratan formal untuk bergabung sebagai peneliti BRIN. Hal tersebut menjadi perhatian tersendiri bagi lembaga dalam upaya memenuhi kebutuhan peneliti berkualifikasi tinggi.

Syarat Pendidikan Peneliti dan Peluang Diaspora

Agus menuturkan bahwa peneliti yang diterima di BRIN merupakan lulusan doktoral, baik dari dalam negeri maupun diaspora Indonesia yang menempuh pendidikan di luar negeri. Saat ini, syarat minimal untuk menjadi peneliti di BRIN adalah lulusan S3.

“Dulu tidak ada slot untuk S3. Dulu slotnya hanya untuk S1-S2. Kalau S1-S2 kan banyak yang masuk se-Indonesia nih. S1-S2 itu syaratnya maksimal 35 tahun, kalau sampai S3 itu usia maksimal 40 tahun. Jadi akan lebih banyak diaspora yang bisa kembali ke Indonesia dalam usia tersebut,” jelas Agus usai acara.

Kebijakan ini membuka peluang lebih luas bagi diaspora Indonesia untuk kembali dan berkontribusi di tanah air. Dengan batas usia yang lebih longgar bagi lulusan S3, BRIN berharap dapat menarik talenta-talenta terbaik yang memiliki pengalaman riset internasional.

Selain CPNS, BRIN juga membuka penerimaan peneliti melalui jalur Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau PPPK, dengan batas usia maksimal 60 tahun. Skema ini dinilai mampu memperluas kesempatan bagi peneliti senior untuk tetap berkontribusi dalam kegiatan riset nasional.

Strategi BRIN Menarik Minat Peneliti Muda

Untuk meningkatkan ketertarikan generasi muda terhadap karier riset, BRIN menjalankan berbagai strategi dan program pendukung. Agus menyebutkan bahwa di BRIN terdapat Direktur Manajemen Talenta yang secara khusus bertugas mengelola program-program pengembangan peneliti.

Mahasiswa jenjang S1, S2, hingga S3 didorong agar melihat profesi peneliti sebagai pilihan karier yang menjanjikan dan membahagiakan. BRIN berupaya membangun persepsi positif bahwa dunia riset bukan hanya soal laboratorium, tetapi juga tentang kontribusi nyata bagi masyarakat dan pembangunan nasional.

Beberapa program yang dijalankan antara lain BRIN Go to School, BRIN Go to Campus, serta berbagai lomba dan kompetisi bagi pelajar dan mahasiswa. Program-program ini dirancang untuk menumbuhkan minat riset sejak dini dan memperkenalkan dunia penelitian kepada generasi muda secara lebih dekat dan inspiratif.

Dengan kombinasi kebijakan rekrutmen, pengembangan talenta, dan perluasan program edukatif, BRIN berharap dapat mengisi kekosongan formasi peneliti sekaligus memperkuat ekosistem riset nasional di masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index